Sabtu, 11 April 2020

Tahap-tahap Dalam Belajar Gerak




Tahap-tahap Dalam Belajar Gerak

Menurut fitts and posners : belajar gerak lebih menekankan pada tingkat penguasaan. Dan membagi menjadi 3 tahap antara lain:

Belajar gerak merupakan salah satu dari pelajaran pendidikan jasmani di sekolah, yang didalamnya memuat unsur penekanan terhadap pencapaian tujuan dalam pembelajaran agar anak memiliki kemampuan gerak yang memadai. Belajar gerak merupakan integral dari ilmu pendidikan jasmani.
Belajar gerak diambil dari kata serapan Motor Learning, dari konteks ini didapatkan pengertian bahwa belajar gerak berhubungan dengan faktor-faktor organismik dan situasional yang berkenaan dengan peningkatan untuk menunjukkan gerakan muscular (muscular movement). Belajar gerak atau motor learning juga diterjemahkan menjadi kata belajar belajar motorik. Penterjemahan ini mengacu dari segi kaidah serapan bahasa Inggris kedalam bahasa Indonesia. Tetapi secara kaidah, serapan haruslah dapat dimaknai tidak janggal dalam pengucapan ataupun penangkapan makna, sehingga terjemahan belajar motorik, atau belajar motor tidak 

Kemudian secara pengertian dari pembahasan kebahasaan motor learning atau dalam terjemahannya menjadi belajar gerak adalah suatu tindakan belajar pada umumnya. Belajar merupakan sesuatu yang kompleks, oleh sebab itu pengertiannya dapat diterjemahkan menjadi berbagai ragam pengertian. Jika dipandang dari bentuk hasil akhir, belajar adalah suatu hasil dari capaian atau perolehan sebagai akibat adanya pengalaman dalam interaksi edukatif. Sebagai contoh adalah adanya perubahan perilaku dan sifat-sifat sebagai hasil belajar. Belajar juga bisa dipandang sebagai fungsi jika dilihat dari adalah pengaruh yang dapat dimunculkan dari terjadinya interaksi edukatif, misalnya mengerjakan tugas berlangsung sebagai cara meningkatkan keterampilan menyelesaikan tugas.
Intruksi verbal adalah bentuk lain dari auditori (belajar dengan cara mendengar), siswa dengan kemampuan audiori tentu akan lebih mudah menangkap pesan dari intruksi verbal. Berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam intruksi verbal adalah tone suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan bicara. Intruksi verbal merupakan bagian dari sebuah kondisi eksternal yang berfungsi sebagai stimulus. Intruksi verbal atau pemberian penjelasan gerak, dengan tujuan untuk memberikan penjelasan sesuatu hal yang baru, yang diberikan oleh guru atau pelatih. Sebaiknya penjelasan diberikan dengan singkat, jelas dan dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Penjelasan sebaiknya langsung tepat mengenai unsur-unsur pokok dari suatu gerakan, urutan gerakan dan kunci-kunci cara melaksanakan.
Faktor-fakor yang mempengaruhi belajar gerak
Pada dasarnya yang mempengaruhi belajar gerak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Magil (1984) (1) Memahami apa yang dipelajari (2) Kesempatan untuk merespon (3) Adanya umpan balik (4) Reinforcement. Penjelasan singkatnya sebagai berikut :
  1. Memahami apa yang dipelajari
Kejelasan mengenai tujuan pembelajaran yang harus dikuasai keadaan yang harus diketahui oleh anak untuk membantu efektivitas pembelajaran. Dalam situasi pembelajaran seperti ini sering disebut dengan “memberikan stimulus”. Meski terkesan sederhana, pemberian stimulus merupakan langkah dasar dan sangat efektif dalam pembelajaran.
Suatu intruksi yang tidak jelas akan memberikan kesusahan dalam pencapaian pengertian makna dari pembelajaran, siswa akan menjadi sulit mengerti maksud dari tujuan belajar. Beberapa jenis stimulus dapat dalam bentuk verbal, demonstrasi dan alat bantu belajar mengajar yang dapat digunakan sebagai instrument untuk memperjelas yang ingin dicapai.
  1. Kesempatan untuk merespon
Banyak kesempatan untuk merespon merupakan faktor dominan yang mempengaruhi penguasaan saat pembelajaran berlangsung, hal ini merupakan suatu hasil dari beberapa penelitian yang dilakukan di sekolah. Dengan kata lain siswa harus termotivasi untuk mencapai tujuan belajar dan mendapatkan umpan balik mengenai usahanya tersebut. Hal ini dapat dirujuk dari respon yang berkualitas dari anak, dan semakin banyaknya respon yang muncul dari anak maka menunjukkan adanya pembelajaran yang berkualitas.
  1. Adanya umpan balik
Umpan balik dalam pembelajaran merupakan suatu yang sangat diperlukan, tanpa adanya umpan balik proses belajar tidak akan terjadi. Sebagai contoh adalah jika siswa diminta untuk menggambar sebuah garis sepanjang 20cm tanpa kemudian diukur kebenarannya dengan penggaris, maka kebenaran pembelajaran hanyalah sebuah perkiraan semata tanpa mengetahui kebenaran sesungguhnya.
  1. Reinforcement
Secara teoritik sulit untuk membedakan antara antara umpan balik dan penguatan, penguatan biasanya digambarkan sebagai rangkaian penguatan yang mengikuti suatu perilaku tertentu dan meningkatkan kesempatan bahwa perilaku tersebut akan terulang. Sedangkan umpan balik mengikuti respon yang tampak.
KATEGORI PEMBELAJARAN GERAK
Sejak beberapa tahun yang lalu pembelajaran gerak telah dikategorikan berdasarkan tahapan-tahapan dalam pencapaian tujuan. Setiap kategori menampilkan tujuan-tujuan dari pembelajaran yang sangat jelas. Kondisi yang diperlukan untuk mencapai tujuan berbeda antara kategori satu dengan kategori yang lainnya.
Kategori ini memiliki hubungan satu sama lain atau ada keterkaitan. Pelaksaan dilakukan bertahap menurut kategori yang sudah ditentukan, sehingga mampu digunakan untuk memonitor tahapan kategori apa yang akan dilakukan selanjutnya.
Adapun hierarki tahapan gerak dapat ditampilkan sebagai berikut :
No
Tahap kemampuan
Kategori belajar
1
I
Kemampuan emosional
2
II
Respon sederhana
3
III
Membedakan respon
4
IV
Membedakan respon ganda
5
V
Formasi konsep gerak
6
VI
Rantai-rantai gerak
7
VII
Keterampilan kompleks
Sebagai catatan, tahapan gerak berikut masuk kedalam ranah psikomotor bukan diranah kognitif. Penekanan pada penguasaan ketrampilan. Dengan penjelasan singkat setiap kategori sebagai berikut :
  1. Belajar kemampuan emosional
Pada dasarnya anak belajar bereaksi terhadap situasi pembelajaran secara emosional, hal ini dapat dilihat dari ketertarikan dan penarikan diri dari dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung (Callahan and Clark, 1983).
  1. Respon sederhana
Pada respon gerak sederhana difokuskan kedalam gerak sederhana. Seperti menggerakkan mengayun lengan, menendang, dan gerak sederhana lainnya. Tahapan ini dapat dikatakan dikuasai ketika kemampuan dapat dilakukan secara cepat dan secara otomatis dalam suau rangkaian gerak yang efisien tanpa bantuan dari seorang guru. Respons sederhana akan terbentuk seiring dengan kesesuaian antara bentuk gerak dengan efisien gerak tubuh.
  1. Membedakan respon
Belajar pada tahap ini memerlukan respon sederhana yang akan terkait dengan situasi belajar dengan rangsangan tertentu. Sebagai contoh adalah memukul bola diam dan menendang bola diam. Kemampuan dalam tahap ini diukur dengan menilai kecakapan anak untuk menampilkan tugas gerak yang sesuai atau respon yang ditunjukkan terhadap rangsangan yang diberikan tanpa ada bantuan dari luar.
  1. Membedakan respon ganda
Tahap ini merupakan tahapan yang paling sering terjadi dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Yaitu difokuskan kepada kemampuan anak untuk menapilkan respon yang sesuai terhadap serangkaian stimulus. Pada tahap ini anak harus mempelajari sejumlah respon dan mengetahui bagaimana memilih suatu respons untuk situasi tertentu. Sebagai contoh adalah melakukan reaksi terhadap suatu aksi dari luar. Belajar pada tahapan ini memerlukan banyaka latihan yang melibatkan rangsang yang membentuk situasi belajar. Hal ini memberikan banyak kesempatan pada anak untuk merespons berbagai situasi belajar yang berbeda.
  1. Formasi konsep gerak
Pada saat anak belajar menendang bola anak tidak akan menendang bola secara terpisah dan anak tidak akan menendang bola umpan yang bervariasi. Tetapi anak akan mengumpulkan respons-respons  sebagai suatu konsep. Anak belajar bahwa bola bergerak dengan pola yang sama meskipun datang dari arah yang berbeda. Sehingga untuk menendang bola dengan baik, anak mengembangkan bermacam-macam respons sesuai dengan kebutuhan (Schuur, 1980).
  1. Rantai-rantai gerak
Rantai gerak merupakan suatu serangkaian respons gerak sederhana yang dikuasai secara efektif dan efisien yang ditampilkan sesuai dengan isyarat khusus, melompat melewati mistar pada lompat tinggi merupakan salah satu contoh dari kategori rantai-rantai gerak. Didalam pendekatan kajiannya didapatkan adanya kesesuaian momentum gerak, ketapatan waktu melompat dan saat mendarat. Rantai-rantai gerak memiliki inti yaitu adalah keluwesan, memiliki singkronisasi tinggi dengan alat-alat gerak.
  1. Keterampilan kompleks
Dalam ketrampilan kompleks menuntut anak untuk dapat memiliki kombinasi dari rantai gerak sesuai dengan urutan yang benar. Pada tahap ini anak telah dapat membedakan isyarat-isyarat yang datang diantara banyak isyarat dalam suatu kelompok. Ketrampilan kompleks biasanya memerlukan waktu yang lama untuk dapat menguasainya. Dalam pendidikan jasmani, ketrampilan kompleks sering disebut juga dengan keterampilan terbuka. Karena tuntutan lingkungan yang tidak dapat diramalkan.
Pemberian contoh gerakan merupakan rangkaian dari pemberian penjelasan gerakan. Pemberian contoh gerakan akan memberikan gambaran yang nyata dan jelas mengenai apa dan bagaimana gerakan seharusnya dilakukan. Contoh gerakan sebagai model yang akan ditiru oleh pelajar seharunya dilakukan dengan benar dan diulang ulang beberapa kali untuk member kesempatan memahaminya. Apabila gerakan cukup rumit,  hendaknya ditunjukan unsur-unsur pokonya dan kunci-kunci gerakan yang bias mempermudah gerakan.
Setelah pelajar diberi penjelasan dan contoh gerakan secukupnya, mereka diinstruksikan untuk mempraktekan gerakan.  Mempraktekan gerakan merupakan kegiatan utama yang melibatkan aktivitas fisik.  Pelajar harus melakukan berulang ulang gerakan yang dipelajari.
           Pada awal mempraktekan gerakan yang baru, pelajar kadang mengalami kesulitan.  Tetapi dengan mempraktekan berulang ulang kesulitan akan berkurang dan penguasaan gerakan semakin meningkat.  Meningkatnya penguasaan gerakan keterampilan bias ditandai berdasarkan indikator-indikator :
  1. Prinsip pengaturan giliran.
  2. Gerakan semakin terkontrol sesuai dengan kemauannya.
  3. Kesalahannya gerakan makin berkurang,
  4. Penampilan terbaiknya bias dicapai semakin konsisten.
Pembahasan
Belajar dengan cara mendengar merupakan bentuk natural dari manusia, Belajar gerak menggunakan intruksi verbal berguna untuk memberikan stimulus sensorik kepada siswa. Komponen ketajaman indera dalam menangkap pesan berguna untuk memberikan respon yang benar.  Sedangkan waktu dalam meberikan respon dalam sebuah intruksi tergantung dari kecepatan waktu reaksi yang dibutuhkan.
Dalam sebuah proses belajar gerak, Fitts dan Posner mengemukakan ada 3 fase dalam gerak, yang dalam fase awal disebut sebaga fase kognitif, hal ini berkaitan dengan kemapuan pikiran untuk mengetahui konsep gerakan menggunakan inderanya.  Pada fase ini diperlukan kemampuan menangkap pemahaman ide, atau konsep gerakan melalui penginderaan yang jelas.
Pada intruksi verbal, pergerakan tubuh harus mampu cepat dan tepat dalam melaksanakan intruksi dengan tubuh. Kesulitan terjadi karena dalam intruksi verbal pikiran harus memikirkan bentuk dari intruksi gerakan yang dipelajari dan juga berkonsentrasi bagaimana tubuhnya harus bergerak sesuai dengan intruksi yang diberikan. Solusi untuk gerakan ini adalah dengan melakukan gerakan berulang-ulang sehingga intruksi mampu dipelajari dan dikuasai dengan baik.
Intruksi verbal sendiri memacu dalam proses fase belajar gerak fase kedua yaitu imaging (membayangkan) yang melatih dalam pengembangan komponen-komponen kemampuan gerak yang benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar