Tahap-tahap Dalam Belajar Gerak
Menurut fitts and posners : belajar gerak lebih menekankan pada tingkat penguasaan. Dan membagi menjadi 3 tahap antara lain:
Belajar
gerak merupakan salah satu dari pelajaran pendidikan jasmani di sekolah, yang
didalamnya memuat unsur penekanan terhadap pencapaian tujuan dalam pembelajaran
agar anak memiliki kemampuan gerak yang memadai. Belajar gerak merupakan
integral dari ilmu pendidikan jasmani.
Belajar
gerak diambil dari kata serapan Motor Learning, dari konteks ini
didapatkan pengertian bahwa belajar gerak berhubungan dengan faktor-faktor
organismik dan situasional yang berkenaan dengan peningkatan untuk menunjukkan
gerakan muscular (muscular movement). Belajar gerak atau motor learning
juga diterjemahkan menjadi kata belajar belajar motorik. Penterjemahan ini
mengacu dari segi kaidah serapan bahasa Inggris kedalam bahasa Indonesia.
Tetapi secara kaidah, serapan haruslah dapat dimaknai tidak janggal dalam
pengucapan ataupun penangkapan makna, sehingga terjemahan belajar motorik, atau
belajar motor tidak
Kemudian
secara pengertian dari pembahasan kebahasaan motor learning atau dalam
terjemahannya menjadi belajar gerak adalah suatu tindakan belajar pada umumnya.
Belajar merupakan sesuatu yang kompleks, oleh sebab itu pengertiannya dapat
diterjemahkan menjadi berbagai ragam pengertian. Jika dipandang dari bentuk
hasil akhir, belajar adalah suatu hasil dari capaian atau perolehan sebagai
akibat adanya pengalaman dalam interaksi edukatif. Sebagai contoh adalah adanya
perubahan perilaku dan sifat-sifat sebagai hasil belajar. Belajar juga bisa
dipandang sebagai fungsi jika dilihat dari adalah pengaruh yang dapat
dimunculkan dari terjadinya interaksi edukatif, misalnya mengerjakan tugas
berlangsung sebagai cara meningkatkan keterampilan menyelesaikan tugas.
Intruksi
verbal adalah bentuk lain dari auditori (belajar dengan cara mendengar), siswa
dengan kemampuan audiori tentu akan lebih mudah menangkap pesan dari intruksi
verbal. Berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam intruksi verbal adalah tone
suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan bicara. Intruksi verbal merupakan
bagian dari sebuah kondisi eksternal yang berfungsi sebagai stimulus. Intruksi
verbal atau pemberian penjelasan gerak, dengan tujuan untuk memberikan
penjelasan sesuatu hal yang baru, yang diberikan oleh guru atau pelatih.
Sebaiknya penjelasan diberikan dengan singkat, jelas dan dengan menggunakan
bahasa yang mudah dipahami. Penjelasan sebaiknya langsung tepat mengenai
unsur-unsur pokok dari suatu gerakan, urutan gerakan dan kunci-kunci cara
melaksanakan.
Faktor-fakor yang mempengaruhi
belajar gerak
Pada
dasarnya yang mempengaruhi belajar gerak dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Menurut Magil (1984) (1) Memahami apa yang dipelajari (2) Kesempatan untuk
merespon (3) Adanya umpan balik (4) Reinforcement. Penjelasan singkatnya
sebagai berikut :
- Memahami apa yang dipelajari
Kejelasan
mengenai tujuan pembelajaran yang harus dikuasai keadaan yang harus diketahui
oleh anak untuk membantu efektivitas pembelajaran. Dalam situasi pembelajaran
seperti ini sering disebut dengan “memberikan stimulus”. Meski terkesan
sederhana, pemberian stimulus merupakan langkah dasar dan sangat efektif dalam
pembelajaran.
Suatu
intruksi yang tidak jelas akan memberikan kesusahan dalam pencapaian pengertian
makna dari pembelajaran, siswa akan menjadi sulit mengerti maksud dari tujuan
belajar. Beberapa jenis stimulus dapat dalam bentuk verbal, demonstrasi dan
alat bantu belajar mengajar yang dapat digunakan sebagai instrument untuk
memperjelas yang ingin dicapai.
- Kesempatan untuk merespon
Banyak
kesempatan untuk merespon merupakan faktor dominan yang mempengaruhi penguasaan
saat pembelajaran berlangsung, hal ini merupakan suatu hasil dari beberapa
penelitian yang dilakukan di sekolah. Dengan kata lain siswa harus termotivasi
untuk mencapai tujuan belajar dan mendapatkan umpan balik mengenai usahanya
tersebut. Hal ini dapat dirujuk dari respon yang berkualitas dari anak, dan
semakin banyaknya respon yang muncul dari anak maka menunjukkan adanya
pembelajaran yang berkualitas.
- Adanya umpan balik
Umpan
balik dalam pembelajaran merupakan suatu yang sangat diperlukan, tanpa adanya
umpan balik proses belajar tidak akan terjadi. Sebagai contoh adalah jika siswa
diminta untuk menggambar sebuah garis sepanjang 20cm tanpa kemudian diukur
kebenarannya dengan penggaris, maka kebenaran pembelajaran hanyalah sebuah
perkiraan semata tanpa mengetahui kebenaran sesungguhnya.
- Reinforcement
Secara
teoritik sulit untuk membedakan antara antara umpan balik dan penguatan,
penguatan biasanya digambarkan sebagai rangkaian penguatan yang mengikuti suatu
perilaku tertentu dan meningkatkan kesempatan bahwa perilaku tersebut akan
terulang. Sedangkan umpan balik mengikuti respon yang tampak.
KATEGORI PEMBELAJARAN GERAK
Sejak
beberapa tahun yang lalu pembelajaran gerak telah dikategorikan berdasarkan
tahapan-tahapan dalam pencapaian tujuan. Setiap kategori menampilkan
tujuan-tujuan dari pembelajaran yang sangat jelas. Kondisi yang diperlukan
untuk mencapai tujuan berbeda antara kategori satu dengan kategori yang
lainnya.
Kategori
ini memiliki hubungan satu sama lain atau ada keterkaitan. Pelaksaan dilakukan
bertahap menurut kategori yang sudah ditentukan, sehingga mampu digunakan untuk
memonitor tahapan kategori apa yang akan dilakukan selanjutnya.
Adapun hierarki tahapan gerak dapat
ditampilkan sebagai berikut :
No
|
Tahap kemampuan
|
Kategori belajar
|
1
|
I
|
Kemampuan emosional
|
2
|
II
|
Respon sederhana
|
3
|
III
|
Membedakan respon
|
4
|
IV
|
Membedakan respon ganda
|
5
|
V
|
Formasi konsep gerak
|
6
|
VI
|
Rantai-rantai gerak
|
7
|
VII
|
Keterampilan kompleks
|
Sebagai
catatan, tahapan gerak berikut masuk kedalam ranah psikomotor bukan diranah
kognitif. Penekanan pada penguasaan ketrampilan. Dengan penjelasan singkat
setiap kategori sebagai berikut :
- Belajar kemampuan emosional
Pada
dasarnya anak belajar bereaksi terhadap situasi pembelajaran secara emosional, hal
ini dapat dilihat dari ketertarikan dan penarikan diri dari dalam proses
pembelajaran yang sedang berlangsung (Callahan and Clark, 1983).
- Respon sederhana
Pada
respon gerak sederhana difokuskan kedalam gerak sederhana. Seperti menggerakkan
mengayun lengan, menendang, dan gerak sederhana lainnya. Tahapan ini dapat
dikatakan dikuasai ketika kemampuan dapat dilakukan secara cepat dan secara
otomatis dalam suau rangkaian gerak yang efisien tanpa bantuan dari seorang
guru. Respons sederhana akan terbentuk seiring dengan kesesuaian antara bentuk
gerak dengan efisien gerak tubuh.
- Membedakan respon
Belajar
pada tahap ini memerlukan respon sederhana yang akan terkait dengan situasi
belajar dengan rangsangan tertentu. Sebagai contoh adalah memukul bola diam dan
menendang bola diam. Kemampuan dalam tahap ini diukur dengan menilai kecakapan
anak untuk menampilkan tugas gerak yang sesuai atau respon yang ditunjukkan
terhadap rangsangan yang diberikan tanpa ada bantuan dari luar.
- Membedakan respon ganda
Tahap
ini merupakan tahapan yang paling sering terjadi dalam pembelajaran pendidikan
jasmani. Yaitu difokuskan kepada kemampuan anak untuk menapilkan respon yang
sesuai terhadap serangkaian stimulus. Pada tahap ini anak harus mempelajari
sejumlah respon dan mengetahui bagaimana memilih suatu respons untuk situasi
tertentu. Sebagai contoh adalah melakukan reaksi terhadap suatu aksi dari luar.
Belajar pada tahapan ini memerlukan banyaka latihan yang melibatkan rangsang
yang membentuk situasi belajar. Hal ini memberikan banyak kesempatan pada anak
untuk merespons berbagai situasi belajar yang berbeda.
- Formasi konsep gerak
Pada
saat anak belajar menendang bola anak tidak akan menendang bola secara terpisah
dan anak tidak akan menendang bola umpan yang bervariasi. Tetapi anak akan
mengumpulkan respons-respons sebagai suatu konsep. Anak belajar bahwa
bola bergerak dengan pola yang sama meskipun datang dari arah yang berbeda.
Sehingga untuk menendang bola dengan baik, anak mengembangkan bermacam-macam
respons sesuai dengan kebutuhan (Schuur, 1980).
- Rantai-rantai gerak
Rantai
gerak merupakan suatu serangkaian respons gerak sederhana yang dikuasai secara
efektif dan efisien yang ditampilkan sesuai dengan isyarat khusus, melompat
melewati mistar pada lompat tinggi merupakan salah satu contoh dari kategori
rantai-rantai gerak. Didalam pendekatan kajiannya didapatkan adanya kesesuaian
momentum gerak, ketapatan waktu melompat dan saat mendarat. Rantai-rantai gerak
memiliki inti yaitu adalah keluwesan, memiliki singkronisasi tinggi dengan
alat-alat gerak.
- Keterampilan kompleks
Dalam
ketrampilan kompleks menuntut anak untuk dapat memiliki kombinasi dari rantai
gerak sesuai dengan urutan yang benar. Pada tahap ini anak telah dapat
membedakan isyarat-isyarat yang datang diantara banyak isyarat dalam suatu
kelompok. Ketrampilan kompleks biasanya memerlukan waktu yang lama untuk dapat
menguasainya. Dalam pendidikan jasmani, ketrampilan kompleks sering disebut
juga dengan keterampilan terbuka. Karena tuntutan lingkungan yang tidak dapat
diramalkan.
Pemberian contoh gerakan merupakan
rangkaian dari pemberian penjelasan gerakan. Pemberian contoh gerakan akan
memberikan gambaran yang nyata dan jelas mengenai apa dan bagaimana gerakan
seharusnya dilakukan. Contoh gerakan sebagai model yang akan ditiru oleh
pelajar seharunya dilakukan dengan benar dan diulang ulang beberapa kali untuk
member kesempatan memahaminya. Apabila gerakan cukup
rumit, hendaknya ditunjukan unsur-unsur pokonya dan kunci-kunci
gerakan yang bias mempermudah gerakan.
Setelah
pelajar diberi penjelasan dan contoh gerakan secukupnya, mereka diinstruksikan
untuk mempraktekan gerakan. Mempraktekan gerakan merupakan kegiatan
utama yang melibatkan aktivitas fisik. Pelajar harus melakukan
berulang ulang gerakan yang dipelajari.
Pada
awal mempraktekan gerakan yang baru, pelajar kadang mengalami
kesulitan. Tetapi dengan mempraktekan berulang ulang kesulitan akan
berkurang dan penguasaan gerakan semakin meningkat. Meningkatnya
penguasaan gerakan keterampilan bias ditandai berdasarkan indikator-indikator :
- Prinsip pengaturan giliran.
- Gerakan semakin terkontrol sesuai dengan kemauannya.
- Kesalahannya gerakan makin berkurang,
- Penampilan terbaiknya bias dicapai semakin konsisten.
Pembahasan
Belajar
dengan cara mendengar merupakan bentuk natural dari manusia, Belajar gerak
menggunakan intruksi verbal berguna untuk memberikan stimulus sensorik kepada
siswa. Komponen ketajaman indera dalam menangkap pesan berguna untuk memberikan
respon yang benar. Sedangkan waktu dalam meberikan respon dalam sebuah
intruksi tergantung dari kecepatan waktu reaksi yang dibutuhkan.
Dalam
sebuah proses belajar gerak, Fitts dan Posner mengemukakan ada 3 fase dalam
gerak, yang dalam fase awal disebut sebaga fase kognitif, hal ini berkaitan
dengan kemapuan pikiran untuk mengetahui konsep gerakan menggunakan
inderanya. Pada fase ini diperlukan kemampuan menangkap pemahaman ide,
atau konsep gerakan melalui penginderaan yang jelas.
Pada
intruksi verbal, pergerakan tubuh harus mampu cepat dan tepat dalam
melaksanakan intruksi dengan tubuh. Kesulitan terjadi karena dalam intruksi
verbal pikiran harus memikirkan bentuk dari intruksi gerakan yang dipelajari
dan juga berkonsentrasi bagaimana tubuhnya harus bergerak sesuai dengan
intruksi yang diberikan. Solusi untuk gerakan ini adalah dengan melakukan
gerakan berulang-ulang sehingga intruksi mampu dipelajari dan dikuasai dengan
baik.
Intruksi
verbal sendiri memacu dalam proses fase belajar gerak fase kedua yaitu imaging
(membayangkan) yang melatih dalam pengembangan komponen-komponen kemampuan
gerak yang benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar